Wednesday, September 7, 2011

"Curahan Hati Seorang Supporter"


Rasa kecewa itu datang lagi. Sangat miris ketika melihat papan skor menunjukkan skor 2-0 untuk kemenangan timnas Bahrain ketika pertandingan tersebut digelar di negara kita sendiri. Semua ekspektasi dan dukungan yang di berikan rasanya sia sia ketika harus menelan kenyataan bahwa Garuda harus tersungkur lagi. Tidak sedikit orang orang yang menyalahkan pelatih Wim Rijsbergen yang di anggap tidak pantas untuk menggantikan pelatih sebelumnya, Alfred Riedl. Ya, Alfred Riedl memang gagal di final AFF tahun lalu, tapi setidaknya dia telah membuka mata seluruh supporter Indonesia bahwa timnas kita tidak seburuk apa yang diceritakan orang orang..

Pergantian pelatih 13 Juli lalu memang sedikit banyak memiliki pengaruh terhadap kinerja para serdadu Indonesia di lapangan. Jika kita melihat ke belakang, Alfred Riedl memenangkan 6 dari 7 pertandingan yang dia lakukan selama menukangi Indonesia di Piala AFF. Sedangkan Wim sudah menjalani 7 pertandingan dan "hanya" menang 2 kali, yaitu saat melawan Turkmenistan dan Palestina (bisa dikoreksi kalau salah). Berkaca pada fakta tersebut, bukan hal yang salah jika banyak orang yang meragukan kapasitas Wim Rijsbergen sebagai pelatih baru tim nasional kesayangan mereka.

Dan sampai pada pertandingan Wim kemarin saat melawan Bahrain, keraguan itu kembali menyeruak di benak saya sendiri. Hadir langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan harapan melihat Indonesia berpesta kandas ketika wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Tidak ada yang kurang dalam squad merah putih yang turun hari itu. Mungkin hanya Zulkifli Syukur saja yang absen karena cedera, tapi tentu tidak terlalu berpengaruh terhadap kesolidan tim seutuhnya. Boaz dan Bustomi yang sudah bisa main dan diharapkan mampu mengembalikan skema permainan seperti dulu tidak bisa berbuat banyak. Ya, Indonesia bisa dibilang gagal total malam itu.

Pertandingan sempat dihentikan karena ulah supporter yang menyalakan petasan pada saat pertandingan masih berlangsung. Di tambah lagi aksi presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tiba tiba keluar dari kursi VVIP semakin menambah anarkis keadaan malam itu. Supporter kita emang iseng iseng banget dah kayanya. Meluapkan rasa frustasi dengan cara yang kaya gitu tuh ga sangar coy, malah menjurus kampungan. Siapa yang rugi jika nanti Timnas Indonesia kena sanksi dari FIFA ? Siapa yang rugi jika pertandingan yang seharusnya diselenggarakan di GBK harus di pindah ke tempat netral, ataupun tanpa supporter ? Indonesia!!! Ayolaaah dimana letak rasa malu kalian kawan ?!?! Sekarang kita cuma bisa berharap kebaikan dari para petinggi FIFA agar timnas kita gadapet sanksi apa apa.. Amin

Bicara tentang supporter, gua percaya ga semua supporter Indonesia tingkahnya kaya gitu. Hari itu gua bareng temen temen gua yang lain nyoba buat mendukung Timnas Indonesia bareng rombongan supporter yang bisa di bilang "garis keras". Disana gua bener bener bersama orang orang yang bener bener semangatnya harus diacungi dua jempol.. Chant-chant terus dinyanyikan dari sebelum wasit meniup peluit awal, sampai wasit meniup peluit terakhir. Gua beruntung bisa bareng bareng supporter "garis keras" yang masih menjunjung tinggi sportifitas. Kenapa ? Ketika ada orang yang ngelempar botol minum kebawah, mereka ga ikut ikutan, yang mereka lakukan adalah meneriaki orang tadi dengan chant: "KAMPUNGAN!! KAMPUNGAN!! KAMPUNGAN!!". Bahkan ketika kalah pun, api semangat itu masih berkobar di dalam mata mereka. Yaaah andai saja semua supporter kita kaya gini...

Ehm.. Kritik juga perlu disampaikan kepada panitia penyelenggara pertandingan. Bagaimana mungkin petasan yang segede bagong gitu bisa masuk tanpa bisa kena razia pas awal masuk stadion ?? Feeling gua uang berbicara di kasus yang satu ini..  Aksi pelemparan botol minum juga sama. Apa gunanya razia botol di pintu masuk gate stadion kalo di dalem stadion banyak orang yang jualan ?? Kalo cuma sekali dua kali okelah, tapi gua udah 5 kali nonton di GBK dan gapernah absen denger orang teriak "Aqua! Aqua! Aqua!"

Terakhir deh, peluang itu memang semakin menipis. Kalah di 2 pertandingan awal dari 6 pertandingan memang sangatlah berat. Tapi gua percaya peluang itu masih tetap ada. Gua akan tetep berusaha untuk hadir di setiap pertandingan timnas yang akan datang. Kalah itu biasa, kalah dengan cara yang tidak terhormat itu bikin malu.. Semoga ada perbaikan sikap dari supporter supporter jail yang kemarin nembakin petasan, dan tidak ada lagi supporter supporter jail lainnya.. Amin~

Selesai.